Indonesia, Hongkong, India Business Environment



1.      Pendahuluan
Ekonomi Asia berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang sangat mengesankan dalam kurun waktu hampir tiga puluh tahun. Pertumbuhan PDB di wilayah Asia dihitung dalam Purchasing Power Parity (PPP) naik dari sekitar 3,3 triliun US Dollar pada tahun 1980 menjadi sekitar 24,5 triliun US Dolar pada tahun 2009.  Dibandingkan dengan kenaikan pertumbuhan ekonomi dunia yang tumbuh sebesar 3 kali lipat dalam periode yang sama, pertumbuhan ekonomi Asia jauh lebih tinggi yaitu hampir 7,5 kali lipat dalam tiga dekade. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia, telah meningkatkan pendapatan riil per kapita lebih dari 4 kali lipat selama periode tersebut. Sementara rata-rata kenaikan pendapatan per kapita global kurang dari dua kali lipat dalam periode yang sama. Pada tahun 1980, pendapatan rata-rata Asia hanya sekitar seperempat dari rata-rata dunia, kemudian meningkat menjadi dua pertiga dari pendapatan rata-rata dunia. Untuk melihat determinan pertumbuhan Ekonomi Asia, penelitian yang dilakukan oleh (Lee, Hong 2012), dengan menggunakan kerangka penghitungan pertumbuhan menghasilkan bahwa perekonomian Asia tumbuh secara cepat selama tiga dekade karena peningkatan yang cepat dalam akumulasi kapital. Kontribusi pendidikan dan Produktifitas Faktor Total terhadap pertumbuhan dalam periode 1981-2007 di wilayah Asia relatif terbatas.
Sumber utama pertumbuhan dari beberapa negara Asia yaitu Cina, Hongkong, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Filipina, Singapura, Taipei, Thailand dan Vietnam. Selama tahun 1981-2007, akumulasi kapital (kapital/pekerja) memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia. Diantara sumber-sumber pertumbuhan tersebut, pertumbuhan modal manusia (human capital)  memberikan kontribusi terkecil terhadap pertumbuhan GDP hampir di semua negara tersebut yang sebagian besar berada di bawah satu persen, kecuali beberapa negara seperti Malaysia, Singapura dan Taipei berada di atas satu persen tetapi tidak lebih dari dua persen.
Indonesia
Fundamental ekonomi Indonesia dinilai terus menguat. Penguatan itu terlihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Terbukti, di tengah ketidak pastian ekonomi global Indonesia masih bisa tumbuh 5,02% tahun lalu. Bank Dunia (World Bank) pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 ini sebesar 5,2%. Pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat serta harga komoditas yang lebih tinggi dinilai menjadi pendorong utama (finance Detik, 2017).
Pada tahun 2015 Indonesia sedang mengalami pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam lima tahun terakhir. Tetapi pertumbuhan industri e-commerce justru semakin pesat di tengah perlambatan laju ekonomi tanah air.  "Bukan tak mungkin nantinya industri e-commerce dapat menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional. Terlebih, kebanyakan pelaku bisnis e-commerce di tanah air berskala kecil dan menengah (UKM). Potensi industri e-commerce di Indonesia memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Dari data analisis Ernst & Young, dapat dilihat pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di tanah air setiap tahun meningkat 40 persen (kominfo, 2015).
Perkembangan kondisi sosial-ekonomi Indonesia dimulai sejak kemerdekaan 1945 hingga terjadinya krisis ekonomi 1997-1998, yang menjadi tonggak lahirnya Orde Reformasi. Pada awal masa kemerdekaan hingga era 1960’an, problem ekonomi yang dihadapi Indonesia berasal dari faktor internal maupun eksternal. Dari sisi domestik, kondisi negara yang belum stabil secara politik berdampak pada berbagai pertikaian politik dan ideologi. Problem eksternal adalah situasi dunia pasca perang dunia ke-2, dimana banyak negara mengalami kerugian secara ekonomi. Sejak 1969-1974 pembangunan Indonesia menggunakan sistem repelita yang menitik beratkan pada pembangunan tertentu, seperti pemenuhan kebutuhan dasar dan infrastruktur pertanian. Pada era 1980’an hingga awal 1990’an Indonesia berhasil memasuki swasembada pangan. Dimasa terjadi krisis ekonomi Asia 1997-1998, Indonesia tidak luput dari hantaman krisis tersebut. Sejak 1998  Indonesia secara pelan membangun perekonomian dan tata kelola pemerintahan yang lebih demokratis. Pada 2015 lalu, pemerintah Indonesia melakukan kebijakan ekonomi yang berdampak langsung pada kondisi makro maupun mikroekonomi domestik, yakni pemangkasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) (Ajaran Ekonomi, 2016).
Pemerintah juga telah mendeklarasikan cita-cita Indonesia menuju Poros Maritim Dunia (Global Maritime Axis). Agenda-agenda tersebut antara lain diwujudkan melalui revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia dibidang kelautan (presidenri.go.id, Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia, dipublikasikan pada 13 Nopember 2015).
Hongkong
Di bawah kekuasaan Inggris Hongkong dibangun di atas pondasi demokrasi dan liberalisme. Di bawah system kapitalisme Hongkong tumbuh menjadi pusat keuangan, perdagangan, pelayaran, logistic dan pariwisata internasional. Setelah 156 tahun dikuasai Inggris pada tahun 1997 Hongkong dikembalikan kepada China (Zakaria, 2008).  Hong Kong berada di posisi kelima dalam peringkat Kemudahan Berbisnis tahun 2016 yang dinilai oleh Bank Dunia. Menurut International Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Yearbook 2015 Hong Kong meraih peringkat ekonomi paling kompetitif kedua di dunia setelah Amerika Serikat, Hong Kong sangat kompetitif dibandingkan dengan negara-negara lainnya di dunia, terutama dalam hal efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis di mana Hong Kong mencapai peringkat teratas secara global (Antaranews, 2015).
Daya tarik Hong Kong sebagai tujuan bisnis dapat dikaitkan dengan sejumlah faktor, termasuk lokasinya yang strategis, aturan pajaknya yang sederhana, dan sistem hukumnya yang kuat. Hongkong memiliki masyarakat ekonomi yang independen yang mengandalkan sistem kapitalisme Laissez-faire. Sejauh ini, ekonomi dan politik Hongkong telah mengalami ekspansi dalam catatan sektor perdagangan asing. Hongkong mengalami kebangkitan pertumbuhan ekonomi karena bantuan dari sektor manufaktur yang menyumbang sekitar 85% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) (Hongkong panduan wisata, 2014).
Menurut indeks Kebebasan Ekonomi Hongkong memiliki tingkat tertinggi kebebasan ekonomi di dunia sejak awal muncuknya indeks tersebut pada tahun 1995. Ekonomi diatur dibawah non-intervensi positif dan sangat begantung pada perdagangan dan keuangan internasional. Pada akhir abad ke 20 Hongkong adalah pelabuhan ketujuh terbesar di dunia, dan hanya kalah dari New York dan Rotterdam dalam hal keluaran container. Kompleks kontainer terbesar di Asia, dan pemilik ekspedisi di urutan kedua setelah Yunani dalam hal tonase dunia. Indeks HSE ke enam terbesar di dunia (Wikipedia, 2016).
India
Dimulai pada 1997, terlihat pergerakan pertumbuhan ekonomi India yang mencapai angka rata-rata 7% lebih yang menjadikan turunnya angka kemiskinan penduduk dunia sebesar 10%. Tingkat pertumbuhan PDB di tahun 2006 sekitar 9,6%, dan 2007 sekitan 9%, sedangkan di tahun 2008 sebesar 6.6%. Akibat krisis keuangan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 PDB India hanya mencapai angka 7% (Suhery, 2013). Keberhasilan India dalam pembangunan ekonomi tidak terlepas dari reformasi ekonomi 1991. Perekonomian India 1990 mengalami krisis hingga inflasi 17% yang menyebabkan 330 juta rakyat India hidup dibawah garis kemiskinan (Gina, 2017).
Sistem ekonomi India yang dibangun sejak kemerdekaannya pembangunan model Nehru. Pembangunan ini meletakkan system ekonomi yang berpusat pada pemerintah. Periode 1947-1990 muncul istilah Licence Raj yang merujuk perizinan bagi swasta oleh pemerintah unuk memiliki suatu unit usaha. Sentralisasi ekonomi dalam sistem ekonomi yang state-centric mensyaratkan agar aktivitas ekonomi nasional dibawah kendali penuh pemerintah. Pemikiran Nehruvian berorientasi nasional dan meniadakan peran modal asing dalam pembangunan ekonomi negrinya. Sehingga pembangunan ekonominya berbasis pada substitusi impor. Namun orientasi nasional ini tidak berhasil positif. Sehingga pada tahun 1991 Narashima Rao melaksanakan refomasi menyeluruh atas sistem ekonomi India. India mengadopsi system ekonomi pasar yang berlandaskan pada prinsip-prinsip keterbukaan dan liberalisasi ekonomi (Bappenas, 2008).
India berkembang memiliki ekonomi urutan ke 10 dalam konversi mata uang dan ke 4 terbesar dalam Paritas Daya Beli (PPP). India memiliki rekor pertumbuhan tercepat 8% pada 2003. Ekonomi India yang dulunya tergantung pada pertanian kini hanya menyumbang 25% dari PDB. Industri penting India sector pertambangan, petroleum, film, tekstil dan IT. Di tahun-tahun belakangan India telah muncul menjadi salah satu pemain terbesar perangkat lunak dan business process outsourcing. Kemajuan korporasi India ini ditopang oleh kemajuan di bidang teknologi dan SDM (Gina, 2017).
Pertumbuhan ekonomi India untuk beberapa tahun setelah 1984 di tunjukkan pada Tabel I di bawah. Pertumbuhan ekonomi India yang rata-rata di atas 8,0% terjadi setelah tahun 2002. Pertumbuhan yang secara konsisten tinggi ini sebenarnya berkaitan erat dengan perkembangan sektoralnya dan dengan dengan langkah-langkah reformasi ekonomi yang telah dilakukan sejak tahun 1984 (Bapenas,2016)..



Tahun
Pertumbuhan Ekonomi (%)
1985
4,5
1986
4,1
1987
3,6
1988
10,1
1989
6,7
2000
4,0
2001
5,9
2002
3,9
2003
8,6
2004
7,6
2005
8,2
2006
9,1

Pertumbuhan ekonomi India itu disertai oleh pertumbuhan sektoral yang semestinya terjadi di negara-negara berkembang yaitu pertumbuhan industri dan jasa-jasa yang relatif tinggi dan pertumbuhan sector pertanian yang relatif rendah. Pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi sebesar 9,1 % disertai oleh pertumbuhan sektor industri sebesar 10,5 %, sector jasa-jasa, seperti hotel, restoran dan transpor, sebesar 10,7 %, sektor pertanian sebesar 1,7 % dan sektor infrastruktur sebesar 7,8 % (Bapenas,2016).

Perbandingan PDB Indonesia, Hongkong, India.
Berdasarkan PDB dari sisi pengeluaran, konsumsi Indonesia dominan menyumbang PDB yaitu sebesar 62 persen, disusul investasi (sebesar 24 persen), pengeluaran pemerintah (sebesar 8 persen) dan terakhir ekspor bersih (sebesar 5 persen). Hal ini didukung oleh penelitian ADB (2010) yang menyatakan dari demand side, private consumption merupakan komponen dominan penyumbang GDP selama 5 dekade dengan kontribusi antara 55-60 persen kecuali tahun 1970-an kontribusinya di bawah 50 persen. Sedangkan kontribusi pengeluaran pemerintah sebesar 6-10 persen, investasi meningkat dari 9 persen dari GDP pada tahun 1960-an, 30-32 persen pada tahun 1980 dan 1990-an kemudian turun rata-rata 23 persen pada tahun 2000-an.
PDB per kapita Indonesia tercatat 18.427 dolar Hongkong per tahun, dibandingkan dengan India 12.070 dolar Hongkong. Untuk PDB per kapita, Indonesia masih lebih baik dari India meski masih sedikit lebih buruk daripada China. Berbeda dengan PDB perkapita, berdasarkan Indeks tingkat harga (PLI), yaitu perbandingan PPP dengan nilai tukar. Indonesia sedikit lebih buruk daripada India. Indeks PLI Indonesia adalah 55 dibandingkan dengan India 46. Hal ini berarti tingkat harga barang dan jasa di Indonesia umumnya lebih murah 45 persen dibandingkan dengan harga-harga di Hong Kong. Menurut ADB, ini berarti biaya hidup Indonesia lebih murah daripada di Hongkong, meski tidak semurah India. Tempat termahal untuk hidup di kawasan Asia Pasifik adalah Hongkong, sedangkan tempat termurah adalah di Laos, Vietnam, Iran, Kamboja dan Nepal (Antaranews,2016). 

Tabel Perbandingan GDP


Real
GDP


2015
2016
2017
Hongkong
2.4
2
3.5
India
8
7.1
6.7
Indonesia
4.9
5
5.2
             Sumber : IMF

           Tabel Perbandingan Salary



UMR

2016
Hongkong
$1,350
India
$60
Indonesia
Rp 3,670,000
             Sumber : www.censtatd.gov.hk

Labour Indonesia, hongkong, India

Tabel Perbandingan Labour

Labor
Unemployment Rate
2016
Hongkong
3.4%
India
3.4%
Indonesia
5.5%
Sumber : www.indonesia-investment.com

Grafik Sumber-sumber Pertumbuhan Negara-Negara Asia,1981-2007
                    Sumber : Lee, Hong 2010

Dari tabel di atas terlihat bahwa sumber utama dari pertumbuhan negara-negara Asia berasal dari modal per pekerja dengan trend yang selalu meningkat. Kontribusi produktifitas faktor total (TFP) dan sumber daya manusia (human capital) relatif kecil terhadap pertumbuhan output, sementara pertumbuhan terus terjadi dengan nilai yang relatif tinggi, sehingga untuk kasus beberapa negara Asia tersebut perekonomian masih belum mencapai steady state dimana pertumbuhan akan berkesinambungan sejalan dengan kenaikan produktifitas faktor total (TFP) (Lee, Hong 2012).
Pertumbuhan tenaga kerja mengalami trend yang menurun dalam menciptakan pertumbuhan GDP Asia kecuali untuk beberapa negara yang mengalami fluktuasi yaitu India, Pakistan dan Vietnam. Dari tabel di atas, pertumbuhan produktifitas total (TFP) dari beberapa negara memiliki keragaman. Pertumbuhan TFP dalam menciptakan pertumbuhan. Output perekonomian terbesar dialami oleh Cina dengan trend yang selalu meningkat yaitu sebesar 3,02 persen selama periode 1981-1990 menjadi 3,72 persen selama 1991-2000 dan 6,06 persen selama 2000-2007 dengan rata-rata pertumbuhan 1981-2007 sebesar 4,07. Berbeda dengan Cina dan beberapa negara asia lainnya, pertumbuhan TFP dalam kontribusinya terhadap pertumbuhan GDP beberapa negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan dan Filipina secara rata-rata selama 1981-2007 bahkan tidak mencapai satu persen (Lee, Hong 2012)


Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Hongkong dan India

Indonesia

Pendidikan di Indonesia meliputi seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik secara terstruktur maupun tidak. Pendidikan yang ada di Indonesia kewenangannya berada di tangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud). Indonesia mewajibkan program belajar 9 tahun kepada seluruh wargan negaranya. Sembilan tahun meliputi pendidikan dasar di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah selama 6 tahun ditambah pendidikan menengah selama 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama / Madarasah Tsanawiyah. Masyarakat diberi kebebasan untuk memilih jenis sekolah dan dimana mereka akan bersekolah. Saat ini pula, pemerintah telah menunjang sarana prasarana baik berupa buku-buku maupun fasilitas penunjang lainnya. Pendidikan di Indonesia diatur keberjalanannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum yang diterapkan di Indonesia selalu mengalami pembaharuan dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kurikulum pendidikan yang diterapkan yakni Kurikulum 2013 yang pada awalnya yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Anonim, 2017).

Hongkong
Lebih dari 20% anggaran belanja pemerintah Hong Kong adalah untuk sektor pendidikan. Hong Kong telah mengembangkan sistem pendidikan yang sangat baik melayani mahasiswa lokal dan expatriat, juga sekelompok universitas kelas dunia. Struktur sistem pendidikan di Hong Kong didasarkan dari sistem Britania Raya. Dimulai pada usia tiga tahun memasuki TK. Setelah TK, siswa masuk enam tahun sekolah dasar. Masing-masing dari tiga tahun terakhir dari sekolah dasar diakhiri dengan pemeriksaan intens, yang menentukan sekolah menengah bagi setiap siswa yang memenuhi persyaratan. Kurikulum sekolah umum Hong Kong diajarkan dalam bahasa Kanton, sebagian besar siswa internasional dan expat di Hong Kong mengikuti sekolah swasta dan internasional berdasarkan kurikulum dari negara asal mereka. Sekolah-sekolah ini dikelola oleh fakultas yang sangat berkualitas di Hong Kong maupun luar negeri. Banyak dari sekolah ini mengikuti kurikulum International Baccalaureate (IB) (Batigol,2014).
Hong Kong memiliki delapan universitas yang sangat kompetitif, yang semuanya memiliki ruang untuk siswa internasional serta siswa lokal. Mereka juga menawarkan berbagai studi di luar negeri. Kuliah di universitas Hong Kong tidak murah, sekitar US $ 10.000 per tahun. Berkat dukungan dari pemerintah dan perusahaan swasta, namun, universitas menawarkan berbagai beasiswa dan bantuan paket keuangan. Dana pemerintah dan perusahaan swasta ini juga memastikan bahwa ada dana yang tersedia untuk pengembangan dan penelitian akademik. Universitas Hong Kong menuntut kemampuan tingkat tinggi dalam bahasa Inggris, dan siswa yang non-penutur asli harus mengambil Test Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (TOEFL) sebelum masuk. Sekitar 66% dari siswa Hong Kong melanjutkan studi lebih lanjut setelah sekolah menengah. Hong Kong saat ini sedang dalam proses reformasi pendidikan utama, yang dirancang untuk mengurangi jumlah ujian dalam kurikulum dan untuk menempatkan lebih banyak perhatian pada pengembangan pribadi. Ini termasuk penekanan pada perkembangan moral, layanan sipil dan kebugaran fisik. Masa satu tahun juga akan ditambahkan ke tingkat Senior sekolah menengah pada tahun 2012. Akhirnya, satu tahun tambahan akan ditambahkan ke jumlah tahun yang diperlukan untuk belajar untuk gelar Bachelor (saat ini tiga), yang berarti bahwa mahasiswa Hong Kong akan diminta untuk menempatkan standar empat tahun studi sarjana (Batigol, Sulita, 2014).

India
Kualitas pendidikan di India mampu bersaing di dunia internasional tidak muncul dengan tiba-tiba. Ada beberapa hal yang menjadi faktor pendorong kemajuan dan perkembangan pendidikan di India, di antaranya yaitu: Pertama, universitas-universitas modern di India sudah berdiri sejak 1857 dan mapan. Sebagian kampus yang terkenal di India sudah berdiri sejak masa penjajahan inggris. Dengan usia yang cukup lama tersebut, mereka sudah cukup mempunyai pengalaman dan matang dalam sistem pengelolaan dan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di India. Kedua, pengunaan Bahasa Inggris sebagai Bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan di India, dengan menggunakan Bahasa Inggris, mahasiswa di India tidak lagi mempunyai masalah untuk mendapatkan berbagai ilmu dari semua perspektif dan pendekatan dengan jumlah referensi yang sangat banyak. Ketiga, dosen India minimal sudah menyelesaikan pendidikan doctor (S-3), bahkan tidak sedikit dari mereka yang menyelesaikan S-2 dan S-3 beberapa kali. Oleh karena itu tidak jarang kita menemukan dosen dengan gelar ganda, seperti Dr.Gurusami,M.,Sc.,M.E.D,.Ph.D. Keempat, India mengembangkan berbagai kampus yang fokus pada satu bidang ilmu tertentu yang kemudian menjadi kekuatan pilar pendidikan di India, yang alumninya berkualitas dan tidak diragukan lagi di dunia Internasional.[3] Bahkan karena banyaknya pasar Internasional terhadap alumni India, pemerintah India sudah mulai membangun upaya kerjasama dengan perusahaan-perusahaan asing untuk membangun kampus sendiri di india (Katrin, 2014).
Kemajuan India dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah diakui dunia. Negara itu telah melahirkan sejumlah pemenang Nobel: Amartya Sen (ekonomi), Subrawanian Chandrashekar dan Chandrashekar Venkataraman (fisika), Hargobind Khorana (kedokteran). Dua warga India lainnya, Bunda Theresa memenangi Nobel Perdamaian dan Rabindranath Tagore di bidang sastra. Bukan hanya pendidikan tinggi teknik keunggulan negara miskin itu. Sekolah-sekolah kedokteran di India diselenggarakan dengan standar internasional sehingga lulusannya pun bisa memperoleh pekerjaan di luar India. Sekitar 30 persen dokter di AS adalah orang India. Sekolah bisnis dan manajemen di India juga mulai diperhitungkan. Menyusul ketenaran IIT, enam Institut Manajemen India telah mencapai reputasi internasional dalam beberapa tahun belakangan. Institut Manajemen India Ahmedabad disejajarkan dengan lulusan sekolah bisnis Harvard (salah satu terbaik di dunia) dan lulusan terbaiknya diperebutkan perusahaan multinasional dengan gaji sangat tinggi (Djedjen,2014).
Pendidikan tinggi di India tidak banyak meninggalkan masalah. Meskipun, menurut Dekan Fakultas Pendidikan Universitas Jamia Millia Islamia Prof Mohammad Miyan, pendidikan tinggi di India masih harus lebih banyak diarahkan untuk menghasilkan profesional di bidang teknik bukan sarjana-sarjana ilmu sosial. Pendapat senada dikemukakan profesor bidang matematika Jamia Millia Islamia Ny Kum Kum Dewan. Sejauh menyangkut pendidikan tinggi, kata Dewan, pendidikan di India tidak masalah. Masalah besar pendidikan di India adalah pendidikan untuk masyarakat di tingkat rakyat jelata (Djedjen,2014). 

2.   Environment External dan Environment Domestik

Indonesia
Secara global kinerja neraca perdagangan Indonesia-ASEAN menunjukkan penurunan. Hal ini ditunjukkan dengan trade balance yang turun drastis, bahkan mengarah ke defisit.

Gambar Kinerja Neraca Perdagangan Migas-Non Migas Indonesia-ASEAN
Tahun 2009-2013
         Sumber:BPS (diolah)

Berdasarkan Gambar pada tahun 2009 ekspor Indonesia ke negara-negara di kawasan ASEAN tercatat sebesar USD 24.6 miliar dengan nilai impor sebesar USD 27.7 miliar. Dengan demikian pada tahun 2009 Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan sebesar USD 3.1 miliar. Sejalan dengan laju pertumbuhan impor yang jauh di atas laju pertumbuhan ekspor, maka pada tahun 2013, kinerja neraca pergadangan Indonesia dengan negara-negara ASEAN mengalami defisit yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 ekspor Indonesia ke negara-negara kawasan ASEAN meningkat menjadi USD 40.6 miliar, sedangkan impor meningkat menjadi USD 54 miliar. Akibatnya pada tahun 2013 neraca perdagangan Indonesia dengan negara-negara di kawasan ASEAN mengalami defisit sebesar USD 13.4 miliar (Kemendag, 2017).
Untuk ekspor non migas Indonesia ke Negara-negara di kawasan ASEAN dalam periode 2009-2013 mengalami penurunan. Berdasarkan Gambar 3.5, Indonesia pernah mencetak surplus neraca perdagangan untuk non migas pada tahun 2009-2011. Surplus neraca perdagangan non migas pada tahun 2011 sebesar USD 2.4 miliar. Gambar berikut menunjukkan ekspor komoditi utama Indonesia ke ASEAN pada tahun 2013 (Kemendag, 2017).


Gambar Ekspor Komoditi Utama Indonesia ke ASEAN tahun 2013

Selama tahun 2013, ekspor terbesar Indonesia ke ASEAN pada tahun 2013 berasal dari elektronik sebesar USD menyumbang sebesar 26% dari total ekspor Indonesia.Selanjutnya diikuti otomotif dan makanan olahan yang masing-masing menyumbang 16%. Sawit berkontribusi sebesar 12% disusul dengan produksi hasil hutan dan TPT yang berkontribusi sebesar 7%. Sisanya berasal dari perhiasan, karet dan produk karet, kakao dan produk perikanan.
Sedangkan impor terbesar Indonesia dari ASEAN pada tahun 2013 adalah elektronik, dimana menyumbang sebesar 42% dari total ekspor dan otomotif sebesar 28%.

Gambar Import Komoditi Utama Indonesia ke ASEAN tahun 2013

Neraca perdagangan Indonesia dengan Hong Kong dalam periode 2009-2013 selalu menunjukkan surplus. Surplus perdagangan ini disumbangkan oleh ekspor non migas yaitu emas dalam bentuk gumpalan, ingot atau batang yang pada tahun 2013 menyumbang 18 persen dari total ekspor non migas. Sementara itu untuk neraca migas Indonesia-HongKong mengalami defisit sebesar USD -116.4 juta.

Gambar Kinerja Neraca Perdagangan Migas–Non Migas Indonesia-Hong Kong
Tahun 2009-2013

Sementara itu dari sisi ekspor, tahun 2013 Komoditas ekspor utama Indonesia ke Hong Kong adalah emas dalam bentuk gumpalan, ingot atau batangan dan batubara lainnya sebesar 18% dan 16% dari total ekspor Indonesia ke Hong Kong. Sedangkan impor Indonesia dari Hong Kong pada tahun 2013 didominasi olahan rajutan, CPO, benang rajut, circuit dan bahan bakar diesel (Kemendag, 2017).
 Hingga 2016 kontribusi ekonomi digital maupun teknologi digital bagi perekonomian secara keseluruhan belum tampak. Bila teknologi digital atau digital ekonomi memiliki kontribusi terhadap perekonomian, maka seharusnya jumlah barang dan jasa maupun produktifitas meningkat. Namun pada kenyataannya produktivitas justru menurun seiring dengan perkembangan teknologi digital, meski ada keuntungan yang dirasakan perusahaan maupun industri tertentu (Antaranews, 2016).

Hong Kong
Hong Kong adalah negara yang penting karena merupakan hub perdagangan internasional, pusat keuangan internasional, pasar yang besar karena merupakan bagian dari RRT. Bertolak dari hal tersebut Hong Kong sangat berkeinginan untuk melakukan kerjasama perdagangan dengan negara-negara ASEAN dalam bentuk Free Trade Agreement (FTA). Pembentukan ASEAN–Hong Kong FTA tidak akan berpengaruh pada perdagangan barang (trade in goods/TIG) bagi Hong Kong mengingat tarif bea masuk di Hong Kong sudah liberal. Kepentingan Hong Kong dalam wacana pembentukan FTA dengan ASEAN lebih ditekankan pada investasi dan perdagangan jasa khususnya jasa keuangan dan logistik.
Berdasarkan hasil benchmark Kementrian Perdagangan RI, Indonesia bagi Hong Kong sangat penting sebagai mitra dagang dan investasi. Tujuan utama investasi Hong Kong ke negara-negara ASEAN adalah Indonesia, Vietnam dan Thailand. Hong Kong yang merupakan salah satu pusat perdagangan jasa khususnya logistik, desain dan jasa keuangan, Hong Kong berharap dapat melakukan kerjasama lebih lanjut dengan Indonesia dalam peningkatan perdagangan jasa dan investasi.
 Terkait dengan semakin meningkatnya aliran perdagangan Indonesia-Hongkong, permasalahan yang menjadi hambatan adalah infrastruktur di Indonesia yang belum memadai yang berdampak pada inefisiensi produksi dan masalah kepastian hukum. Selain masalah infrastruktur, investorHong Kong masih mengalami “trauma” atas instabilitas politik di Indonesia pada era 1997-1998. Namun demikian, Indonesia masih merupakan target utama FDI Hong Kong. Investasi Hong Kong ke Indonesia lebih terfokus pada produk berbasis natural resources, produk perikanan produk makanan yang masuk dalam kategori intermediate goods dan yang selanjutnya akan diolah kembali menjadi finished goods.
Berbeda dengan konsep ekonomi konvensional, dalam ekonomi digital, teknologi informasi dan telekomunikasi memegang peranan penting dalam aktivitas ekonomi dan sosial. Era ekonomi digital ditandai dengan perkembangan format bisnis atau transaksi perdagangan yang memanfaatkan internet sebagai media komunikasi dan interaksi antar perusahaan atau pun individu yang biasa disebut dengan istilah electronic business (e-business) atau electronic commerce (e-commerce). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Boston Consulting Group di tahun 2001, bagi negara berkembang, peningkatan penetrasi internet sebesar 10 persen akan meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 1-2 persen. Studi lain juga menyatakan bahwa pada negara berkembang, setiap penambahan 10 mobile phone per 100 jumlah penduduk akan mendorong peningkatan PDB sebesar 0,59 persen. Hingga April 2011, penetrasi internet di Hong Kong telah mencapai 84 persen dengan rata-rata subscribe melalui mobile phone atau device lainnya adalah 1,96 per orang.
Selain itu, keberhasilan Hongkong dalam ekonomi digital juga terlihat dari keberhasilannya dalam meningkatkan kecepatan internet dan menurunkan biaya telekomunikasi menjadi terjangkau seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, pada Mei 2011, Boston Consulting Group memaparkan hasil studi posisi Hong Kong sebagai digital city terbaik dunia. Dalam studi tersebut, dukungan kuat pemerintah dalam pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi serta kebijakan keterbukaan informasi menjadi kunci sukses pembangunan ekonomi digital di Hong Kong (Herman, 2015).
India
Reformasi dalam kebijakan industri dan perdagangan adalah fokus utama dari banyak upaya reformasi India pada tahap awal. Kebijakan industri sebelum reformasi ditandai dengan beberapa kontrol atas investasi swasta yang membatasi daerah di mana investor swasta diizinkan untuk beroperasi, dan sering juga menentukan skala operasi, lokasi investasi baru, dan bahkan teknologi yang akan digunakan. Struktur industri yang berkembang di bawah rezim ini sangat tidak efisien dan perlu didukung oleh kebijakan perdagangan yang sangat protektif, sering memberikan perlindungan khusus dibuat untuk masing-masing sektor industri. Biaya yang dikenakan oleh kebijakan ini telah dipelajari secara ekstensif (misalnya, Bhagwati dan Desai, 1965; Bhagwati dan Srinivasan, 1971; Ahluwalia, 1985) dan pada tahun 1991 sebuah konsensus yang luas telah muncul tentang perlunya liberalisasi yang lebih besar dan keterbukaan. Banyak yang telah dicapai pada akhir sepuluh tahun reformasi gradualis. Kebijakan industri telah menunjukan perubahan terbesar, sebagian besar kontrol industri pemerintah pusat sedang dibongkar. Daftar industri semata-mata milik sektor publik - yang digunakan untuk menutupi 18 industri, termasuk besi dan baja, pabrik berat dan mesin, telekomunikasi dan peralatan telekomunikasi, mineral, minyak, pertambangan, jasa transportasi udara dan pembangkit listrik dan distribusi - telah secara drastis dikurangi menjadi tiga: pesawat pertahanan dan kapal perang, pembangkit energi atom, dan transportasi kereta api. Industri perizinan oleh pemerintah pusat hampir dihapuskan kecuali beberapa industri yang berbahaya dan peka terhadap lingkungan (Ritrita,2015).
India memandang Pengaturan Perdagangan kawasan (yang RTA) sebagai 'blok bangunan' terhadap tujuan keseluruhan dari liberalisasi perdagangan. Oleh karena itu, berpartisipasi dalam sejumlah itu RTA yang mencakup perjanjian Perdagangan Bebas; Perjanjian Perdagangan Istimewa (PTA); perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif (CECA); Perjanjian ini dimasukkan ke dalam baik secara timbal balik maupun dalam pengelompokan kawasan.
Sektor industri India kebanyakan terdiri dari rekayasa berat dan ringan, baja, otomotif, bioteknologi, obatan dan farmasi, pengolahan makanan, tambang dan mineral, pupuk, menyediakan potensi besar untuk mengembangkan infrastruktur pasar yang memadai dalam Perekonomian.
Otomotif, menjadi salah satu industri terbesar, memfasilitasi perbaikan berbagai fasilitas infrastruktur seperti Transportasi listrik, kereta api dan jalan. India adalah produsen terbesar kedua di dunia dari dua roda, kelima produsen terbesar kendaraan komersial serta produsen terbesar traktor. Ini adalah yang terbesar pasar mobil penumpang keempat di Asia serta rumah bagi produsen motor terbesar siklus.
Jaringan telekomunikasi India merupakan yang terbesar ketiga di dunia dan yang terbesar kedua di antara negara berkembang di Asia. Hal ini juga antara pasar telekomunikasi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. India industri telekomunikasi memproduksi berbagai lengkap peralatan telekomunikasi menggunakan keadaan seni teknologi yang dirancang khusus agar sesuai dengan medan yang beragam dan kondisi iklim. Perangkat lunak India dan jasa (layanan Teknologi Informasi) industri telah bergerak ke atas rantai nilai, memberikan India ekuitas merek yang tangguh di pasar Global. Bisnis proses Alih daya sektor telah muncul sebagai pendorong utama pertumbuhan untuk perangkat lunak India dan industri jasa.
Sektor Sosial ekonomi India memiliki sektor usaha mikro dan kecil hidup yang memainkan peran penting dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi, dengan memberikan kontribusi sekitar 39 persen menjadi hasil manufaktur dan 34 persen untuk ekspor di 2004-05. Ini adalah perusahaan terbesar kedua sumber daya manusia setelah pertanian, menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 29,5 juta orang di kawasan pedesaan dan perkotaan Negara (EENI, 2015).

3.   Economic System  Indonesia, Hongkong, India.

Indonesia
Sistem perekonomian adalah sistem yang dipakai oleh sebuah negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dikuasainya baik untuk perorangan ataupun instansi di negara itu. Nengsih (2016) Perbedaan utama antara satu sistem ekonomi dengan sistem ekonomi yang lain yaitu bagaimana cara sistem itu mengelola faktor produksinya. Ada berbagai macam sistem ekonomi di dunia ini yang saling berbeda satu sama lain. Timbulnya berbagai macam sistem ekonomi yang berbeda tersebt dalam suatu negara disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
- Ada tidaknya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
- Sistem pemerintahan yang dianut suatu negara.
- Kepemilikan negara terhadap faktor-faktor produksi.
- Sumber daya yang ada dalam suatu negara, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang dimiliki.
Dari berbagai sistem ekonomi yang ada di dunia ini mempunyai fungsi dalam perekonomian, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Menyediakan perangsang untuk berproduksi.
- Menyediakan cara/metode untuk mengkoordinasi kegiatan individu dalam suatu perekonomian.
- Menyediakan mekanisme tertentu agar pembagian hasil produksi di antara anggota masyarakat dapat terlaksana sebagaimana mestinya.
Indonesia merupakan Negara yang termasuk menganut sistem ekonomi campuran yaitu menggabungkan antara sistem ekonomi kapitalis dengan liberal. Lebih tepatnya Indonesia menganut sistem demokrasi ekonomi yang perwujudannya berasal dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh dan untuk rakyat dibawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.  Dalam sistem perekonomian Indonesia yang harus di hindarkan di antaranya sebagai berikut :
1. sistem free fight liberalism, yakni yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain.
2. Sistem etatisme yang memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk mendominasi perekonomian sehingga akan mematikan potensi dan daya kreasi masyarakat.
 3. Sistem monopoli yang memusatkan kekuasaan ekonomi pasa satu kelompok yang akan merugikan masyarakat.
Hongkong
Sebagai salah satu pusat keuangan dunia, Hong Kong memiliki sistem ekonomi kapitalis yang ditandai dengan pajak rendah dan perdagangan bebas. Mata uang Dolar Hong Kong adalah mata uang terbanyak diperdagangkan kedelapan di dunia (2010). Hong Kong tetap bertahan sebagai ekonomi kapitalis, menempati peringkat terbebas di dunia menurut Indeks Kebebasan Ekonomi tiap tahunnya sejak 1995. Hong Kong menjadi pusat penting bagi perdagangan dan keuangan dunia, dan banyak menjadi kantor pusat korporat-korporat besar di kawasan Asia Pasifik, dan dikenal sebagai Empat Macan Asia karena pertumbuhannya yang tinggi dan pembangunan luar biasa dalam kurun 1960an sampai 1990an. Antara 1961 dan 1997, produk domestik bruto Hong Kong meningkat 180 kali lipat sedangankan GDP per kapita naik 87 kali lipat (Wikipedia, 2017).

India
Sistem ekonomi India merupakan sistem ekonomi campuran. India yang menerapkan system ekonomi liberal campuran cenderung condong pada ekonomi Sosialis. Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem yang fokus pada pemerataan dan kesejahteraan bersama.  Campur tangan pemerintah sangat tinggi dalam sistem ini.  Sistem ekonomi sosialis prinsip “kedilan”nya adalah setiap orang menerima imbalan yang sama.  Sistem ini jarang terjadi krisis ekonomi tetapi mematikan inisiatif individu untuk maju, karena segala keinginan diatur oleh pemerintah. Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan. Di India alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya di atur oleh Negara. Pola produksi (asset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis). Ekonomi campuran sosialis memiliki kelemahan karena tidak ada kebebasan memilih pekerjaan (maka kreativitas masyarakat terhambat, produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan mandeg). Tidak ada inisiatif masyarakat untuk kerja keras (maka tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik, prestasi dan produksi menurun) (Achmad, 2013). 


4. The Economics of Market Systems
Hukum permintaan : adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat.
Hukum penawaran : Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga (Dikasaktia, 2013).

Faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran (Dikasaktia, 2013), yaitu :
1.      Tingkat teknologi yang digunakan. Teknologi berkaitan erat dengan biaya produksi. Perkembangan teknologi cenderung menurunkan biaya produksi. Semakin rendah biaya produksi atas suatu produk, semakin banyak jumlah yang diproduksi/dijual.
2.      Harga input. Harga input seperti tenaga kerja, mesin dan material juga sangat mempengaruhi biaya produksi. Semakin rendah harganya, semakin banyak kuantitas yang bersedia diproduksi.
3.      Harga produk-produk yang berkaitan. Ini terutama berlaku untuk output substitusi yang diproduksi oleh satu perusahaan. Misalnya perusahaan motor memproduksi model A dan B. Jika model A lebih laku dan/atau harganya naik, maka kapasitas untuk memproduksi model B akan dialihkan untuk menambah produksi model A.
4.      Kebijakan pemerintah. Kebijakan seperti pajak, teknologi yang boleh/tidak boleh digunakan, lingkungan hidup, harga listrik, upah minimum, dan lain-lainnya akan mempengaruhi biaya produksi, dan pada akhirnya empengaruhi kuantitas yang bersedia diproduksi.
5.      Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya cuaca mempengaruhi produksi pertanian, dorongan yang tinggi akan inovasi menghasilkan produk inovatif, dll.

Faktor yang dapat mempengaruhi pergeseran kurva permintaan (Dikasaktia, 2013) yaitu :
1. Rata-rata pendapatan konsumen. Apabila pendapatan naik, setiap orang akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak barang meskipun harga barang tidak berubah.
2. Ukuran pasar. Kota yang populasinya lebih besar cenderung akan membeli lebih banyak daripada kota yang populasinya kecil.
3. Harga dan ketersediaan produk-produk yang berkaitan. Salah satunya yang penting adalah produk substitusi. Misalnya saja, permintaan akan mobil berukuran sedang akan rendah apabila harga mobil berukuran kecil murah.
4. Selera. Berbagai perbedaan sejarah dan budaya akan mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin laku di suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya. Misalnya saja, daging kerbau tidak akan laku di India karena tabu untuk dikonsumsi (kerbau adalah binatang yang mulia di India). Perbedaan ini juga dapat berupa kebutuhan psikologi tertentu, pakaian dan makanan khas daerah, rokok, mobil mewah, dan lain sebagainya.
5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya saja, permintaan produk dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang menjelang musim panas, payung menjelang musim hujan, dan transportasi publik ketika harga parkir/bensin sangat mahal .
Menurut Veithzal Rivai. (2003, h 17) Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan sistem yang terdiri dari banyak aktivitas interdependen (saling terkait satu sama lain). Aktivitas ini tidak berlangsung menurut isolasi; yang jelas setiap aktivitas mempengaruhi SDM lain. Misalnya kebutuhan buruk menyangkut kebutuhan staffing bisa menyebabkan persoalan ketenagakerjaan, penempatan, kepatuhan sosial, hubungan serikat buruh, manajemen  kompensasi (Dikasaktia, 2013).
Krisis finansial global yang terjadi sejak akhir tahun 2007 telah menyebabkan perlambatan ekonomi global secara bertahap. Diperkirakan daya beli masyarakat menurun. Banyak pihak yang mengatakan bahwa krisis hanya terjadi pada negara maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Namun perlu di ingat bahwa sebagian besar negra yang kekuatan pasarnya sedang tumbuh menguasai 60% pangsa pasar ekspor ke Amerika Serikat dan negara-negara maju. Karena itu, jika terjadi penurunan permintaan, pasti akan berdampak terhadap permintaan barang-barang dari negara-negara sedang tumbuh. Tentu hal ini akan berakibat pada menurunnya kinerja berbagai sektor usaha, khususnya industry (Dikasaktia, 2013).
Pertumbuhan ekonomi telah menguat selama satu setengah dasawarsa setelah Krisis Asia, namun melambat selama beberapa tahun terakhir, di mana hal tersebut dicerminkan dengan melemahnya permintaan internasional, jatuhnya harga komoditas serta pertumbuhan investasi yang rendah, yang sebagian besar diakibatkan oleh meningkatnya ketidakpastian peraturan/birokrasi dan hambatan infrastruktur. Sumber daya alam Indonesia yang berlimpah dapat dimanfaatkan secara lebih baik dengan meningkatkan produktivitas dalam bidang pertanian, meningkatkan efisiensi dalam pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan beralih secara progresif ke energi terbarukan, khususnya energi panas bumi (Hariono,Syamsu, 2017).
Data BPS terakhir tahun 1997 menunjukan bahwa bagian terbesar angkatan kerja Indonesia masih didominasi (sekitar 60%) oleh mereka yang berpendidikan sekolah dasar kebawah. Jadi angkatan kerja yang berpendidikan paling tinggi SLTA berjumlah 96,2 %. Ini berarti yang berpendidikan tinggi, baik yang diploma maupun tingkat sarjana hanya berjumlah 3,8 %. Demikian pula jika ditinjau dari sudut Human Development Index (UNDP, 1992) terbukti indonesia termasuk kelompok tingkat SDM rendah bersama Vietmam dan India masing-masing 0,59, 0,51 dan 0,38 dan Filipina sedikit diatas Indonesia yaitu 0,62 yang dimasukan kategori sedang (menengah) bersama Malaysia dan Thailand dengan indeks 0,8. Sedangkan dengan indeks yang sama yaitu Singapura dan Brunei yaitu 0,8 juga tapi digolongkan tingkat SDM tinggi bersama dengan Hongkong dan Korea Selatan dengan indeks 0,9. Begitu pula dilihat dari HDI rangking dunia tahun 1997 (UNDP 1997) ternyata Indonesia menempati rangking ke 105 sedikit diatas Vietnam dengan angka rangking 110. Sedangkan negara-negara ASEAN lainnya menempatinya rangking yang cukup tinggi yaitu Singapura (22), Brunei (25), Thailand (67), Malaysia (56), dan Filipina (77). Sedang hasil survei World Economic Forum tahun 1998 dan 1999 terlihat tingkat daya asing Indonesia secara global menampilkan angka sebagai berikut: Indonesia pada 25 dan 42; Singapura pada 1 dan 1; Filipina pada 26 dan 28; serta Malaysia pada posisi ke 26 dan 19. Dari beberapa data dan angka tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa amat sulit bagi Indonesia untuk dikatakan siap memasuki abad XXI apabila untuk secara terbuka memasuki pasar bebas tahun 2010 dan 2020 pada tingkat AFTA, APEC maupun WTO (Hariono,Syamsu, 2017).



REFERENCE
Ebert, Ronald J and Griffin, Ricky W, 2013, Business Essentials 9th Edition,

Anonim, available from http://www.hkeconomy.gov.hk/en/reports/ [Access: 2nd Nov, 2017].

Saifulrahman, 2010, Business-Environment, available from http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2010/03/Business-Environment.pdf, [Access: 2nd Nov, 2017].

Sejarah perkembangan-dan-pertumbuhan, available from http://obrolanekonomi.blogspot.co.id/2013/05/sejarah-perkembangan-dan-pertumbuhan.html [Access: 2nd Nov, 2017].

Antaranews, 2016, Hong-kong-ekonomi-paling-kompetitif-kedua-di-dunia, available from http://www.antaranews.com/berita/498611/hong-kong-ekonomi-paling-kompetitif-kedua-di-dunia [Access: 2nd Nov, 2017].

Realitas-ekonomi-dan-politik-hongkong, available from http://hongkong.panduanwisata.id/rencana-perjalanan-anda/realitas-ekonomi-dan-politik-hongkong/ [Access: 2nd Nov, 2017].

Febriana, 2015, available from http://febriana23.blogspot.co.id/2015/04/masa-sihh-hongkong-negara-ekonomi.html [Access: 2nd Nov, 2017].

Wikipedia, 2017, Ekonomi_Hong_Kong , available from https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Hong_Kong [Access: 2nd Nov, 2017].

Anonim, available from http://www.business.hsbc.co.id/id-id/countryguide/hong-kong [Access: 2nd Nov, 2017].

Sejarah-dan-perkembangan-hongkong, available from https://zakariaselbilad.wordpress.com/2008/11/19/sejarah-dan-perkembangan-hongkong/ [Access: 2nd Nov, 2017].


Gina, 2017,Sistem-Ekonomi-Empiris-India-Kelompok, available from https://www.scribd.com/document/362574024/Sistem-Ekonomi-Empiris-India-Kelompok[Access: 2nd Nov, 2017].

Bappenas,2016, available from https://www.bappenas.go.id/files/5413/5228/3043/ekonomi-india-tinggal-landas__20081123060433__1002__0.pdf [Access: 2nd Nov, 2017].

Kominfo, 2016, available from https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6441/Indonesia+Akan+Jadi+Pemain+Ekonomi+Digital+Terbesar+di+Asia+Tenggara/0/berita_satker [Access: 2nd Nov, 2017].

Bagaimana-kondisi-ekonomi-ri-di-2017, available from https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3453499/bagaimana-kondisi-ekonomi-ri-di-2017-ini-prediksi-bank-dunia [Access: 2nd Nov, 2017].

YuliaNengsih, 3-sistem-ekonomi-indonesia, available from https://www.slideshare.net/YuliaNengsihpari/3-sistem-ekonomi-indonesia [Access: 2nd Nov, 2017].

Perbedaan-sistem-ekonomi-campuran-india, available from http://eron-suneo.blogspot.co.id/2013/08/perbedaan-sistem-ekonomi-campuran-india.html [Access: 2nd Nov, 2017].

Wikipedia, 2016, available from https://id.wikipedia.org/wiki/Hong_Kong [Access: 2nd Nov, 2017].

 

Antaranews, 2016, Konsumsi per Kapita Indonesia Lebih Baik dari China dan India, available from http://www.antaranews.com/berita/580126/pakar-kontribusi-digitalisasi-untuk-perekonomian-belum-tampak [Access: 2nd Nov, 2017].

 

Herman, 2015, Peringkat-10-negara-terbaik-di-era digital economy, available from http://hermanjoell.blogspot.co.id/2015/05/peringkat-10-negara-terbaik-di-era.html [Access: 2nd Nov, 2017].

Tradingeconomics, available from https://id.tradingeconomics.com/hong-kong/gdp-per-capita [Access: 2nd Nov, 2017].

Analisis-pertumbuhan-ekonomi-asia, available from http://www.umm.ac.id/en/opini/analisis-pertumbuhan-ekonomi-asia.html [Access: 2nd Nov, 2017].


Lee. JW, Hong Kiseok, 2012. Economic Growth in Asia : Determinants and Prospects. Japan and the World Economy 24 (2012) 101-103 [Access: 2nd Nov, 2017].

Analisis_cost_and_benefit_pembentukan_kerjasama_ASEAN_-_Hongkong_FTA, available from http://bppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Analisis_cost_and_benefit_pembentukan_kerjasama_ASEAN_-_Hongkong_FTA.pdf [Access: 2nd Nov, 2017].

Ritrita,2015, http://ritrita.blogspot.co.id/2015/06/perkembangan-perekonomian-negri-tajmahal.html [Access: 2nd Nov, 2017].

EENI, 2015, Indian-Economy-Foreign, available from http://id.reingex.com/Indian-Economy-Foreign-Trade.shtml [Access: 2nd Nov, 2017].



Dikasaktia, 2013, Ruang-lingkup-ekonomi penentuan-harga-permintaan-dan-penawaran, available from https://dikasaktia.wordpress.com/2013/04/07/ruang-lingkup-ekonomi-dan-penentuan-harga-permintaan-dan-penawaran/ [Access: 2nd Nov, 2017].

Hariono,Syamsu,2017, Manajemen sumber daya manusia dan perkembangan global , available from https://martinyunianto.wordpress.com/manajemen-sumber-daya-manusia-dan-perkembangan-global/ [Access: 2nd Nov, 2017].

Katrin, Yosdalifa, 2014, Sistem Pendidikan di India dan Perkembangannya, available from http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/03/sistem-pendidikan-di-india-dan.html [Access: 2nd Nov, 2017].

Anonim, 2014, negara-negara-dengan-umr-tertinggi-dan terendah, available from http://belajar-sampai-mati.blogspot.co.id/2014/08/negara-negara-dengan-umr-tertinggi-dan.html [Access: 2nd Nov, 2017].

www.censtatd.gov.hk, html [Access: 2nd Nov, 2017].

Anonim, 2017, Perbandingan Pendidikan di Indonesia & Malaysia, available from http://www.berkuliah.com/2014/10/perbandingan-pendidikan-di-indonesia.html [Access: 2nd Nov, 2017].

 

Batigol, Sulita, 2014, Sepuluh Negara Dengan Sistem Pendidikan Terbaik Di Dunia, https://sulitabatigol.wordpress.com/2014/10/10/sepuluh-negara-dengan-sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia/ [Access: 2nd Nov, 2017].

 

Djedjen,2014,Pendidikan di beberapa Negara, http://djedjen.blogspot.co.id/2013/05/pendidikan-di-beberapa-negara.html [Access: 2nd Nov, 2017].

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISTEM PEREKONOMIAN PRANCIS

#TUGAS PENGANTAR BISNIS PERKEMBANGAN BISNIS PT. KALBE FARMA

Strategi Pembangunan Ekonomi Italia Dalam Menyikapi Pertumbuhan Ekonominya Yang Melemah